Misplaced Pages

Escolar

Article snapshot taken from Wikipedia with creative commons attribution-sharealike license. Give it a read and then ask your questions in the chat. We can research this topic together.

This is an old revision of this page, as edited by Ivaindil (talk | contribs) at 16:15, 30 October 2023. The present address (URL) is a permanent link to this revision, which may differ significantly from the current revision.

Revision as of 16:15, 30 October 2023 by Ivaindil (talk | contribs)(diff) ← Previous revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)

Escolar
Conservation status
Not evaluated (IUCN 3.1)
Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Actinopterygii
Order: Perciformes
Family: Gempylidae
Genus: Lepidocybium
T. N. Gill, 1862
Species: L. flavobrunneum
Binomial name
Lepidocybium flavobrunneum
(A. Smith, 1843)
Synonyms
  • Cybium flavobrunneum A. Smith, 1843
  • Xenogramma carinatum Waite, 1904
  • Nesogrammus thompsoni Fowler, 1923
  • Lepidosarda retigramma Kishinouye, 1926
  • Diplogonurus maderensis Noronha, 1926

Escolar (Lepidocybium flavobrunneum) adalah sebuah spesies ikan dalam famili Gempylidae, yang dapat ditemukan di kedalaman (200–885 metres (656–2,904 ft)) perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia. Ikan ini juga dikenal sebagai makarel ular, walu walu (Hawaii: waloo). Dan terkadang dijual sebagai "butterfish" atau "tuna putih". Masalah ini diperburuk oleh potensi gangguan kesehatan potensial yang terkait dengan konsumsi ikan Escolar.

Biologi

Ikan Escolar berwarna abu-abu kehitaman, dan semakin gelap seiring menuanya dia bahkan sampai terlihat hitam. Ikan ini dapat berenang dengan cepat dengan rusuk ekor yang kuat dan empat sampai enam finlet setelah sirip dubur dan sirip punggung kedua. Ikan Escolar dapat tumbuh sampai dengan 2 meter. Seperti ikan minyak (Ruvettus pretiosus) lainnya, ikan Escolar tidak dapat melakukan metabolisme terhadap ester lilin (gempylotoxin) yang secara alami dapat ditemukan dalam mangsanya, sehingga ikan Escolar mengandung 14–25% minyak dalam dagingnya.

Efek samping

Dapat menyebabakan kerior (Bahasa Yunani: Aliran Lilin), sejenis diare karena tubuh tidak dapat mencerna lemak dengan sempurna, sehingga tinja berlendir/berminyak. Gejalanya sama seperti diare biasa seperti perut begah, mulas, kram, dan sebagainya yang terjadi berkisar antara 30 menit sampai 36 jam setelah mengonsumsi ikan.

Untuk mencegahnya, tidak disarankan untuk mengonsumsi lebih dari 6 ons (170 gram) per hari. Ada saran untuk dipanggang/digoreng untuk menurunkan kadar lemak/minyak-nya, walaupun cara tersebut kurang efektif karena lilin tersebut sebenarnya tahan panas dan tidak akan menguap, kecuali merembes dari dalam ikan. Mengupas kulitnya juga membantu mengingat sebagian besar lemak ikan terdapat dekat kulit ikan. Memakan bagian dekat ekornya saja dapat mengurangi risiko diare, karena biasanya lemak di ekor ikan lebih sedikit dibanding bagian tubuh kian lainnya.

Salah label

Ikan Escolar bisa salah salah dilabeli di restoran maupun di pasar ikan. Tahun 2009, sampel tuna dari beberapa restauran sushi di kota New York dan Denver dites DNA. hasilnya, lima dari sembilan restauran yang "menyajikan" tuna putih, tuna putih (albakora)” atau “tuna putih super”, ternyata malah menyajikan Escolar. Dari 2010 sampai 2013, sebuah studi yang dilakukan oleh Oceana, dimana mereka mengetes 114 sampel daging tuna, dan menyatakan bahwa 84% dari sampel tuna tersebut sebenarnya daging Escolar.

Oceana mengklaim kalau Escolar telah salah dilabeli atau tersaruh dengan ikan lain: Kod Atlantik, ikan minyak (berhubungan dengan Escolar, tetapi berbeda genus), rudderfish, kod biru, kod hitam, tuna raja, kerapu, orange roughy, Bass Laut Eropa, gemfish, Bass Laut Chili, tuna albakora, dan tuna putih.

Oceana mengklaim bahwa kesalaha pelabelan ini terjadi akibat ketidakpedulian atau usaha penipuan, yang lebih parah dibandingkan kesalahan pelabelan biasa, mengingat efek samping yang dapat ditimbulkan karena mengonsumsi ikan ini.

Pandangan dunia

Di Jepang

Ikan Escolar sudah dilarang dikonsumsi oleh pemerintah Jepang sejak tahun 1977. karena memakan ikan ini dapat menyebabkan diare parah atau bahkan keracunan makanan Scombroid. Ikan Escolar terkait dengan Scombroid (keracunan histamin) akibat tingginya kadar histidin yang dikonversi menjadi histamin, hal ini dapat disebabkan karena penyimpanan ikan yang kurang baik. Hal tersebut tertulis pada pasal 6 ayat 2 dalam Undang-undang Sanitasi Pangan.

Negara lainnya

Italia melarang peredaran ikan ini sejak lama, sama seperti Jepang.

Tahun 1999, badan administrasi obat nasional Swedia dan Denmark memberitahukan asosiasi pedagang ikan dan perusahaan importir ikan untuk memperingatkan konsumen agar berhati-hati dalam mengonsumsi Ikan Escolar dan sejenisnya bila tidak dimasak dan disajikan dengan benar. Badan administrasi obat nasional kedua negara tersebut juga mengeluarkan artikel rekomendasi dalam memasak atau menyajikan Ikan Escolar.

Pada awal 2007, setelah menerima banyak komplain dari masyarakat mengenai ikan yang salah label/merk, Pusat Keamanan Makanan Hong Kong menggelar sebuah investigasi. Akhirnya mereka merekomendasikan bahwa Ikan Escolar tidak boleh digunakan untuk katering. Para pedagang diminta untuk memberikan label serta tanda identifikasi yang jelas mengenai spesies ikan sebelum dijual, dan membeli ikan dari sumber yang tepercaya. Sedangkan konsumen disarankan untuk lebih berhati-hati atas efek samping dari memakan Escolar, ikan minyak, dan sejenisnya. pemerintah Hong Kong teleh membentuk sebuah grup yang terdiri dari ahli akademis, dagang dan konsumen untuk menyiapkan petunjuk untuk membantu pedagang dan konsumen dalam mengidentifikasi spesies ikan di pasaran.

Di Amerika Serikat, FDA, setelah menerima komplain tentang diare akibat konsumsi Escolar, mereka menerbitkan sebuah buletin yang menyarankan untuk menentang impor ikan tersebut pada awal 1990-an. Namun, FDA menarik kembali ucapannya, serta semua rekomendasi dan semua buletin yang pernah dikeluarkan setelah menyatakan bahwa ikan tersebut tidaklah beracun dan tidak mematikan. Malah, FDA secara informal merekomendasikan bahwa, "Escolar seharusnya tidak dipasarkan dalam pasar antar-negara bagian."

Pertengahan 2007, Agensi Pengawas Makanan Kanada merilis artikel fakta tentang Ikan Escolar. Isinya mengenai ciri-ciri ikan, efek samping dan menyarankan masyarakat untuk bertanya ke penjual untuk memverifikasi ikan yang akan dibeli, masyarakat juga dihimbau untuk makan dalam porsi kecil serta menyarankan agar masyarakat menggoreng atau memanggang ikan Escolar untuk mengurangi efek samping akibat mengonsumsinya.

Perwakilan Negara Bagian Hawaii, James Tokioka mengeluarkan surat HB2669, yang melarang penangkapan, penjualan, atau kepemilikan Ikan Escolar. Namun, surat HB2669 ditangguhkan pada 1 Februari 2010.

Pemerintah Queensland memperingatkan masyarakat Australia, tetapi tidak melarang peredaran ikan ini.

Di Indonesia

Ikan Escolar, biasanya juga disebut oleh para nelayan dan komunitas pemancing sebagai "Ikan Setan". Disebut demikian karena yang bisa mencapai berat badan sampai 50 Kg atau lebih ini mempunyai sisik yang berwarna hitam dan mata yang menyala tajam.

Ikan Escolar dikenal sebagai ikan yang cukup langka di Indonesia karena hanya banyak ditemukan di perairan Sulawesi Selatan khususnya di perairan Kepulauan Selayar termasuk di Takabonerate. Selain ikan ini memiliki ciri yang disebutkan di atas, ikan ini juga dikenal cukup agresif sehingga dijuluki "Monster Night Fish". Agresivitas ikan ini terlihat jika ia terkena pancing, maka ia akan mengamuk sangat dahsyat, jika di darat ia dibaratkan kerbau yang mengamuk. Kalau tidak hati-hati ikan ini bisa menyeret perahu nelayan ke dasar laut.

Ikan Escolar oleh masyarakat nelayan dikenal juga sebagai ikan Opu atau ikan raja-raja. Dahulu jika sebuah keluarga ingin melaksanakan acara atau hajatan, maka masyarakat diminta untuk menangkap ikan Escolar ini sebagai santapan para raja dan bangsawan tinggi. Maka ikan ini juga di sebut sebagai ikan para Raja (Opu).

Berbanding terbalik dengan luar negeri, ikan Escolar sama sekali tidak dilarang/diperingati peredarannya karena mengingat beberapa khasiatnya, yakni:

  • Meningkatkan trombosit darah dengan cepat bagi penderita demam berdarah yang juga berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit tifus.
  • Bagi anak-anak dalam usia pertumbuhan dapat mendukung pertumbuhan otak dan kecerdasannya.
  • Bagi kalangan dewasa yang mengalami gejala kelebihan kolesterol dapat digunakan untuk mengurangi tumpukan lemak jenuh dalam tubuh.

Melihat kandungan dan khasiat ikan ini maka tidak jarang jika di Indonesia ikan ini ditawarkan dengan harga cukup mahal. Selain karena khasiat yang ada juga karena kelangkaan jenis Ikan Setan ini. Tidak setiap saat dapat ditemukan di pasaran. Walaupun begitu, tetap saja efek samping dari mengkonsumsi ikan ini harus diwaspadai.

Referensi

  1. Mims, Christopher (2013-02-22). "59% of the 'Tuna' Americans eat is Not Tuna". The Atlantic. Archived from the original on 2023-04-19. Retrieved 22 Feb 2013. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  2. Lowrey, Annie (2010-04-26). "The List: Food Fights". Foreign Policy. Archived from the original on 2014-04-24. Retrieved 31 March 2011. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  3. "Escolar, Lepidocybium flavobrunneum (Smith, 1849)". Australian Museum. Archived from the original on 2015-02-26. Retrieved 2015-02-26. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  4. Archived June 11, 2009, at the Wayback Machine
  5. "Centre for Food Safety". Cfs.gov.hk. 2007-03-27. Archived from the original on 2018-10-25. Retrieved 2015-02-26. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  6. Kathryn Hill (2008-10-21). "Use Caution When Eating Escolar". The Kitchn. Archived from the original on 2023-06-03. Retrieved 2013-09-02. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  7. "The Real maccoyii: Identifying Tuna Sushi with DNA Barcodes – Contrasting Characteristic Attributes and Genetic Distances". PLoS ONE. 2009-11-18. Archived from the original on 2014-11-03. Retrieved 2015-02-26. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  8. "National Seafood Fraud Testing Results Highlights" (PDF). Oceana Report. 2013-02-21. Archived from the original (PDF) on 2017-12-09. Retrieved 22 Feb 2013. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  9. "Escolar: The World's Most Dangerous Fish // Medellitin". Blog.medellitin.com. 2010-07-22. Archived from the original on 2015-02-26. Retrieved 2015-02-26. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  10. "Annex 2 - Seafood References for Managing Food Safety: A Manual for the Voluntary Use of HACCP Principles for Operators of Food Service and Retail Establishments". Fda.gov. 2013-07-19. Archived from the original on 2016-03-07. Retrieved 2013-09-02. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  11. ^ Burros, Marian (March 10, 1999). "A Fish Puts Chefs in a Quandary". New York Times. Archived from the original on 2008-06-20. Retrieved 31 March 2011. {{cite news}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  12. ^ Archived November 21, 2006, at the Wayback Machine
  13. "Centre for Food Safety". Cfs.gov.hk. Archived from the original on 2023-04-19. Retrieved 2015-02-26. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  14. "Annex 2 - Seafood References for Managing Food Safety: A Manual for the Voluntary Use of HACCP Principles for Operators of Food Service and Retail Establishments". Fda.gov. 2014-07-14. Archived from the original on 2016-03-07. Retrieved 2015-02-26. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  15. "Escolar and Adverse Reactions". Hc-sc.gc.ca. 2008-02-15. Archived from the original on 2017-03-30. Retrieved 2015-02-26. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  16. "Salinan arsip". Archived from the original on 2023-04-19. Retrieved 2018-01-09. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  17. "HB2669.DOC". Capitol.hawaii.gov. Archived from the original on 2015-09-23. Retrieved 2015-02-26. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)
  18. "Hawaii State Legislature". Capitol.hawaii.gov. Retrieved 2015-02-26.
  19. "Salinan arsip". qld.gov.au. Archived from the original on 2018-01-09. Retrieved 2018-09-01. {{cite web}}: Unknown parameter |dead-url= ignored (|url-status= suggested) (help)

Pranala luar

Taxon identifiers
Lepidocybium flavobrunneum